Aku juga menyesal karena sebelum mereka berangkar ke Papua, aku tidak ikut mengantarkan mereka atau bertemu untuk mengucapkan sesuatu, bilang makasih, sedih atau semacamnya. Nyeseeeeel banget.
Selain karena guru-guruku itu, aku juga kangen sama teman-temanku yang berasal dari Papua saat kami ikut Konferensi Penulis Cilik Indonesia di Jakarta tahun 2012 lalu. Selama tiga hari kami bersama membuat kami akrab, apalagi aku benar-benar jadi kenal budaya lain yang letaknya sungguh jauh dari jangkauanku. Selama ini kami hanya bisa saling tukar sms. Orang tua ketiga temanku itu belum memberi akses untuk memakai smartphone, apalagi sinyal internet di sana kurang bagus. Meskipun begitu mereka senang sekali kalau aku bertanya-tanya tentang mereka, tentang kehidupan sehari-harinya, budayanya, apalagi tempat wisatanya. Jika sedang punya pulsa, maka balasan pertanyaan-pertanyaanku akan datang berderet-deret dengan cepat dan lengkap, namun jika sedang tidak punya pulsa, bisa sampai seminggu aku menanti balasan. Meskipun begitu tetap saja kami tidak pernah marah-marahan hehehe.
Waktu aku mengutarakan impianku untuk dapat mengunjungi Papua, salah satu teman Papuaku itu begitu bersemangat, maka secara beruntun masuklah sms berkali-kali darinya. Diceritakannya keindahan-keindahan alam Papua yang ditemuinya, diantaranya adalah daratan dan alam bawah lautnya menjadi surga tersendiri, menyimpan kearifan budaya lokal yang masih bertahan, padahal lingkungan di luar sudah sibuk dengan modernisasi. Tapi justru di situlah letak keistimewaannya menurutku.
ketiga adikku yang masih balita ini paling senang main air |
Ada pula Taman nasional Teluk Cenderawasih yang 90% berupa perairan, kita bisa menemui kura-kura, penyu, hiu, lumba-lumba selain menikmati alam bawah lautnya , kalau kita masih takut atau malas ke dalam air, kita masih bisa menjelajahi pulau-pulaunya, Pulau Mioswar memiliki gua dengan kandungan belerang katanya, hmmm jadi penasaran, apakah sama dengan kawah Tangkuban Perahu di Lembang ya aromanya?
Siapa tak kenal dengan Raja Ampat? Tanya teman Papuaku, ya, aku sering banget mendengarnya, empat pulau besar yaitu Waigeo, Misool, Salawati, Batanta dan pulau-pulau kecil sekitarnya, kebayang deh biota laut yang di dalamnya pasti beragam. Sudah pasti lebih cantik daripada yang kulihat di acara Dunia Binatang. Trekking di pulau-pulaunya juga pasti seru. Kalau takut nyasar, kita bisa kok minta tolong pada penduduk setempat, tinggal dikasih permen saja. Kenapa permen? Ya, karena permen dianggap sebagai tanda persahabatan. Mmm tapi kenapa juga aku harus minta tolong pada penduduk setempat? Bukannya aku sudah punya tiga orang teman di sana?
Kebayang deh kalau aku, kakak dan adik-adikku sampai ke Danau Sentani, pasti kami akan puas-puasin berenang, memancing, menyantap kuliner di sekitar danau sampai menyewa perahu untuk berkeliling danau. Menurut temanku, kami akan menjumpai deretan rumah panggung dengan jaring ikan di depan rumah.
nggak peduli masih bayi, adikku ini paling senang jalan-jalan |
Ayahku juga pernah menceritakan Danau Panial yang didapatnya dari majalah, saat senja pemandangan di tempat wisata ini sangat cantik, melihat siluet di tebing-tebing, burung-burung beterbangan di atas danau, perahu-perahu nelayan yang merapat pulang. Ya Tuhan, idah nian semua ciptaan Engkau, kami ingin segera berkunjung ke sana, semoga Tuhan bisa melembutkan hati kami dengan melihat secuil saja dari kebesaran-kebesaran-Nya itu.